Edane merupakan grup band tanah air beraliran hardrock dan
heavymetal, yang lahir pada 1991. Personelnya semula terdiri dari Eet
Syahranie (gitar), Ecky Lamoh (vokal), Iwan Xaverius (bas) dan Fajar
Satritama (drum). Namun seiring perjalanan waktu, terjadi pergantian
formasi berulang kali.
Kini personel Edane ditambah Robby Matulandi dengan tanpa peran Ecky Lamoh yang mengundurkan diri sekitar 1992. Dan tercatat Hari Batara serta Trison, juga sebagai mantan personel Edane.
Sejak awal berdiri, Edane telah merilis beberapa album diantaranya : The Beast (1992), Jabrik (1994), Borneo (1996), 170 Volts (2002). Selain itu pada 1999 juga pernah merilis album kompilasi bertajuk 9299.
Eksis dari tahun ’90-an, Edane di tahun 2005 lalu kembali menunjukkan taringnya lewat raungan distorsi gitar dan vokal yang meledak-ledak serta hentakan dram menggreget dalam sebuah album bertitel Time to Rock.
Album tersebut adalah album pertama yang menampilkan Robert Matulandi sebagai vokalis, setelah sebelumnya ada Ecky Lamoh, Harry Batara, dan Trison Manurung. Edane kini berpersonelkan Eet syahranie (gitar), Robby (vokal), Iwan Xaverius (bass) dan Fajar Satritama (drum). Album yang dijadwalkan meluncur pada 20 Juni 2005 itu berisi 10 lagu. Single andalan pertama, Rock in 82, sudah dibuatkan video klip.
Akar Heavy Metal yang memang telah melekat dalam tubuh Edane kembali digulirkan di dua belas lagu yang punya sosok modern. Kehadiran Robby di sisi vokal pun semakin menambah ganasnya penampilan Edane dalam album ini.
Single Rock In ’82 contohnya. Single ini menjadi sapaan bagi para EdaneFreak untuk bernostalgia dengan musik Edane. Pencampuran citra rock ’80 dan modern menjadi santapan istimewa yang menggambarkan fase-fase yang telah ditempuh Edane. Keras dan ber'nada'. Belum lagi single Ini Aku yang ingin menunjukkan sekali lagi eksistensi Edane ditengah hiruk pikuknya industri musik rock tanah air dewasa ini.
Materi-materi untuk menggarap album tersebut dikumpulkan dari sahabat-sahabat nongkrong bareng. Contohnya di lagu Kilat yang musik dan liriknya digarap bareng oleh Eet dengan sepupunya, Oong. Sahabat yang lain seperti Hendra dan Awank ikut membantu menggarap lagu Sampai Kapan.
Sound old-skool diset agar keluarnya tetap oke walaupun simple dan sederhana, Lirik berbahasa Inggris pun bukan hanya sebagai sempalan semata, Edane memandang bahwa musik rock yang mereka bawakan, memang harus dibawakan dengan bahasa asli asal musik tersebut. Namun mereka tetap brilian dengan memadukan dua bahasa, Indonesia dan Inggris, dalam Judgement Day dan Time & Time.
Vokal Robbie telah ditempa dalam kawah candradimuka saat menggarap single Cry Out yang masuk di soundtrack SPIDER-MAN 2. Ia pun tak menemukan kesulitan membawakan lagu-lagu Edane di album ini. Vokal Robby dinilai telah memenuhi standar vokal Edane. Lagu Cry Out sendiri kembali masuk dalam album Time To RocK.
Power Fajar penggebuk beduk Inggris Edane masih tetap bertenaga, sama seperti saat awal Edane memulai debutnya. Begitupun performa Iwan mencabik bass menunjukkan kelasnya di area rock yang Edane mainkan.
Kini personel Edane ditambah Robby Matulandi dengan tanpa peran Ecky Lamoh yang mengundurkan diri sekitar 1992. Dan tercatat Hari Batara serta Trison, juga sebagai mantan personel Edane.
Sejak awal berdiri, Edane telah merilis beberapa album diantaranya : The Beast (1992), Jabrik (1994), Borneo (1996), 170 Volts (2002). Selain itu pada 1999 juga pernah merilis album kompilasi bertajuk 9299.
Eksis dari tahun ’90-an, Edane di tahun 2005 lalu kembali menunjukkan taringnya lewat raungan distorsi gitar dan vokal yang meledak-ledak serta hentakan dram menggreget dalam sebuah album bertitel Time to Rock.
Album tersebut adalah album pertama yang menampilkan Robert Matulandi sebagai vokalis, setelah sebelumnya ada Ecky Lamoh, Harry Batara, dan Trison Manurung. Edane kini berpersonelkan Eet syahranie (gitar), Robby (vokal), Iwan Xaverius (bass) dan Fajar Satritama (drum). Album yang dijadwalkan meluncur pada 20 Juni 2005 itu berisi 10 lagu. Single andalan pertama, Rock in 82, sudah dibuatkan video klip.
Akar Heavy Metal yang memang telah melekat dalam tubuh Edane kembali digulirkan di dua belas lagu yang punya sosok modern. Kehadiran Robby di sisi vokal pun semakin menambah ganasnya penampilan Edane dalam album ini.
Single Rock In ’82 contohnya. Single ini menjadi sapaan bagi para EdaneFreak untuk bernostalgia dengan musik Edane. Pencampuran citra rock ’80 dan modern menjadi santapan istimewa yang menggambarkan fase-fase yang telah ditempuh Edane. Keras dan ber'nada'. Belum lagi single Ini Aku yang ingin menunjukkan sekali lagi eksistensi Edane ditengah hiruk pikuknya industri musik rock tanah air dewasa ini.
Materi-materi untuk menggarap album tersebut dikumpulkan dari sahabat-sahabat nongkrong bareng. Contohnya di lagu Kilat yang musik dan liriknya digarap bareng oleh Eet dengan sepupunya, Oong. Sahabat yang lain seperti Hendra dan Awank ikut membantu menggarap lagu Sampai Kapan.
Sound old-skool diset agar keluarnya tetap oke walaupun simple dan sederhana, Lirik berbahasa Inggris pun bukan hanya sebagai sempalan semata, Edane memandang bahwa musik rock yang mereka bawakan, memang harus dibawakan dengan bahasa asli asal musik tersebut. Namun mereka tetap brilian dengan memadukan dua bahasa, Indonesia dan Inggris, dalam Judgement Day dan Time & Time.
Vokal Robbie telah ditempa dalam kawah candradimuka saat menggarap single Cry Out yang masuk di soundtrack SPIDER-MAN 2. Ia pun tak menemukan kesulitan membawakan lagu-lagu Edane di album ini. Vokal Robby dinilai telah memenuhi standar vokal Edane. Lagu Cry Out sendiri kembali masuk dalam album Time To RocK.
Power Fajar penggebuk beduk Inggris Edane masih tetap bertenaga, sama seperti saat awal Edane memulai debutnya. Begitupun performa Iwan mencabik bass menunjukkan kelasnya di area rock yang Edane mainkan.
0 komentar
Posting Komentar